Saat ini mencontek pada saat ujian sepertinya bukan hal yang asing lagi
bagi sebagian kalangan siswa. Dengan berbagai cara dan strategi mulai dari
yang termudah hingga tercanggih dilakukan demi mendapatkan jawaban. Mulai dari
bertanya pada teman, bahkan saling tukar lembar jawaban, hingga melihat catatan
kecil yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Tanpa mempedulikan rasa takut dan rasa malu, mereka hanya mengejar nilai belaka. Padahal, hal terpenting dalam proses belajar adalah kita mampu menghasilkan suatu perubahan baru baik dalam hal kognitif maupun afektif. Lebih memprihatinkan adalah orang yang dengan senang hati memberitahukan jawaban dengan dalih rasa solidaritas antarteman. Apakah benar itu dikatakan solidaritas?
Mahasiswa adalah generasi muda, tumpuan bangsa sebagai pelanjut cita-cita bangsa. Mahasiswa adalah calon pemimpin bangsa. Akan seperti apakah jadinya bangsa ini jika dipimpin oleh orang-orang yang tidak jujur? Bukankah mahasiswa yang menggembar-gemborkan anti-mencontek dan anti-ketidakjujuran?
Kebiasaan mencontek sudah membudaya bahkan mungkin sudah menjadi tindakan refleks, yang tanpa disadari langsung dikerjakan secara spontan ketika menemui soal-soal yang tidak tahu atau lupa jawabannya.
Haruskah setiap peserta ujian diawasi oleh satu orang pengawas guna menghilangkan budaya menyontek? Secanggih apapun formula atau metode untuk menghilangkan kebiasaan mencontek tidak akan berhasil jika rasa malu terhadap diri sendiri bahkan terhadap Tuhan tidak tertanam kuat dalam diri kita.
Ujian merupakan salah satu cara untuk mengevaluasi proses belajar. Kita dapat mengetahui, sejauh mana kemampuan kita dalam memahami mata kuliah yang ditempuh. Bila ternyata hasilnya belum maksimal, maka proses belajar harus ditingkatkan baik intensitas maupun kualitas. Belajar tidak hanya membaca buku. “Membaca” lingkungan, memperhatikan kejadian-kejadian sosial yang sedang terjadi termasuk ke dalam proses belajar pula. Karena belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Jadi apabila budaya mencontek masih melekat pada diri, itu berarti proses belajar kita selama ini belum berhasil karena tidak adanya perubahan perilaku, melainkan mengalami degradasi moral. Jadilah pribadi yang jujur dan kreatif .
Cara menghilangkan kebiasaan mencontek
Tanpa mempedulikan rasa takut dan rasa malu, mereka hanya mengejar nilai belaka. Padahal, hal terpenting dalam proses belajar adalah kita mampu menghasilkan suatu perubahan baru baik dalam hal kognitif maupun afektif. Lebih memprihatinkan adalah orang yang dengan senang hati memberitahukan jawaban dengan dalih rasa solidaritas antarteman. Apakah benar itu dikatakan solidaritas?
Mahasiswa adalah generasi muda, tumpuan bangsa sebagai pelanjut cita-cita bangsa. Mahasiswa adalah calon pemimpin bangsa. Akan seperti apakah jadinya bangsa ini jika dipimpin oleh orang-orang yang tidak jujur? Bukankah mahasiswa yang menggembar-gemborkan anti-mencontek dan anti-ketidakjujuran?
Kebiasaan mencontek sudah membudaya bahkan mungkin sudah menjadi tindakan refleks, yang tanpa disadari langsung dikerjakan secara spontan ketika menemui soal-soal yang tidak tahu atau lupa jawabannya.
Haruskah setiap peserta ujian diawasi oleh satu orang pengawas guna menghilangkan budaya menyontek? Secanggih apapun formula atau metode untuk menghilangkan kebiasaan mencontek tidak akan berhasil jika rasa malu terhadap diri sendiri bahkan terhadap Tuhan tidak tertanam kuat dalam diri kita.
Ujian merupakan salah satu cara untuk mengevaluasi proses belajar. Kita dapat mengetahui, sejauh mana kemampuan kita dalam memahami mata kuliah yang ditempuh. Bila ternyata hasilnya belum maksimal, maka proses belajar harus ditingkatkan baik intensitas maupun kualitas. Belajar tidak hanya membaca buku. “Membaca” lingkungan, memperhatikan kejadian-kejadian sosial yang sedang terjadi termasuk ke dalam proses belajar pula. Karena belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Jadi apabila budaya mencontek masih melekat pada diri, itu berarti proses belajar kita selama ini belum berhasil karena tidak adanya perubahan perilaku, melainkan mengalami degradasi moral. Jadilah pribadi yang jujur dan kreatif .
Cara menghilangkan kebiasaan mencontek
- Pertama kita harus selalu ingat kepada allah, ingat akan dosa saat kita mencontek, jadi kita biasanya berpikir 2x untuk mencontek
- Kedua kita harus ingat ortu kita yang telah membiayai sekolah kita, dan bagaimana kalau ortu kita tahu bahwa kita di sekolah sering mencontek . pasti ortu kita sangat kecewa
- Tingkatkan percaya diri . bahwa kita bisa mengerjakan soal. dan dengan tingkat kepercayaan diri yg tinggi kita tidak akan melihat jawaban orang lain
- Lawan rasa malas tingkatkan kedisiplinan
- Jangan lupa berdoa dan belajar agar semua berjalan lancar .
Semoga dapat bermanfaat untuk anda sekalian . Terima kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar